EKOSISTEM MANGROVE
Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English), Suatu tipe ekosistem hutan yang tumbuh di suatu daerah pasang surut (pantai, laguna, muara sungai) yang tergenang pasang dan bebas pada saat air laut surut, komunitas tumbuhannya mempunyai toleransi terhadap garam (salinity) air laut.
Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologis, fisik dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain : pelindung garis pantai, mencegah intrusi air laut, habitat, feeding ground, nursery ground, spawning ground bagi aneka biota perairan, tempat bersarang berbagai satwa liar terutama burung,sumber plasma nutfah,serta sebagai pengatur iklim mikro.
Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologis, fisik dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain : pelindung garis pantai, mencegah intrusi air laut, habitat, feeding ground, nursery ground, spawning ground bagi aneka biota perairan, tempat bersarang berbagai satwa liar terutama burung,sumber plasma nutfah,serta sebagai pengatur iklim mikro.
Fungsi fisik hutang mangrove yaitu mempercepat perluasan lahan, melindungi daerah di belakang mangrove dari hempasan gelombang dan angin kencang serta menguraikan/mengolah limbah organic. Fungsi ekonominya antara lain : penghasil keperluan rumah tangga, penghasil keperluan industri, dan penghasil bibit.
Hutan mangrove meliputi pohon-pohon dan semak yang tergolong ke dalam 8 famili, dan terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga : Avicennie, Sonneratia, Rhyzophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lummitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus (Bengen). Formasi hutan mangrove dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kekeringan, energi gelombang, kondisi pasang surut, sedimentasi, mineralogi, efek neotektonik. Ekosistem mangrove yang terdapat pada wilayah pesisir, terpengaruh pasang surut air laut, dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang khas dan mampu tumbuh dalam perairan asin/payau.
A. Fungsi Mangrove
1. Sebagai peredam gelombang dan angin, pelindung dari abrasi dan pengikisan pantai oleh air laut, penahan intrusi air laut ke darat, penahan lumpur dan perangkap sedimen.
2. Sebagai penghasil sejumlah besar detritus bagi plankton yang merupakan sumber makanan utama biota laut.
3. Sebagai habitat bagi beberapa satwa liar, seperti burung, reptilia (biawak, ular), dan mamalia (monyet).
4. Sebagai daerah asuhan (nursery grounds), tempat mencari makan (feeding grounds), dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya.
5. Sebagai penghasil kayu konstruksi, kayu bakar, bahan baku arang, dan bahan baku kertas.
B. Daya Adaptasi Mangrove Terhadap Lingkungan
Tumbuhan mangrove mempunyai daya adaptasi yang khas terhadap lingkungan (Bengen, 2001), menguraikan adaptasi tersebut dalam bentuk :
1. Adaptasi terhadap kadar kadar oksigen rendah, menyebabkan mangrove memiliki bentuk perakaran yang khas : (1) bertipe cakar ayam yang mempunyai pneumatofora (misalnya: Avecennia spp., Xylocarpus., dan Sonneratia spp.) untuk mengambil oksigen dari udara; dan (2) bertipe penyangga/tongkat yang mempunyai lentisel (misalnya Rhyzophora spp.).
2. Adaptasi terhadap kadar garam yang tinggi :
- Memiliki sel-sel khusus dalam daun yang berfungsi untuk menyimpan garam.
- Berdaun kuat dan tebal yang banyak mengandung air untuk mengatur keseimbangan garam.
3. Adaptasi terhadap tanah yang kurang strabil dan adanya pasang surut, dengan cara mengembangkan struktur akar yang sangat ekstensif dan membentuk jaringan horisontal yang lebar. Di samping untuk memperkokoh pohon, akar tersebut juga berfungsi untuk mengambil unsur hara dan menahan sedimen.
C. Zonasi Hutan Mangrove
Menurut Bengen (2001), penyebaran dan zonasi hutan mangrove tergantung oleh berbagai faktor lingkungan. Berikut salah satu tipe zonasi hutan mangrore di Indonesia:
1. Daerah yang paling dekat dengan laut, dengan substrat agak berpasir, sering ditumbuhi oleh Avicennia spp. Pada zona ini biasa berasosiasi Sonneratia spp. Yang dominan tumbuh pada lumpur dalam yang kaya bahan organik.
2. Lebih ke arah darat, hutan mangrove umumnya didominasi oleh Rhizophora spp. Di zona ini juga dijumpai Bruguiera spp. dan Xylocarpus spp.
3. Zona berikutnya didominasi oleh Bruguiera spp.
4. Zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan dataran rendah biasa ditumbuhi oleh Nypa fruticans, dan beberapa spesies palem lainnya.
EKOSISTEM PADANG LAMUN
Lamun ( sea grass ) adalah Tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup terbenam dalam laut. Tumbuhan ini terdiri dari Rhizome,daun dan akar. Rhizome merupakan batang yang terbenam dan merayap secara mendatar, serta berbuku-buku. pada buku-buku tersebut tumbuh batang pendek yang tegak ke atas,berdaun dan berbunga. Dengan rhizome dan akarnya inilah tumbuhan tersebut dapat menancapkan diri dengan kokoh di dasar laut hingga tahan terhadap hempasan gelombang dan arus.
Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidupnya terbenam di dalam laut.Padang lamun ini merupakan ekosistem yang mempunyai produktivitas organik yang tinggi. Fungsi ekologi yang penting yaitu sebagai feeding ground, spawning ground dan nursery ground beberapa jenis hewan yaitu udang dan ikan baranong, sebagai peredam arus sehingga perairan dan sekitarnya menjadi tenang.
Meskipun padang lamun merupakan ekosistim yang penting namun pemanfaatan langsung tumbuhan lamun untuk kebutuhan manusia tidak banyak di lakukan. Beberapa jenis lamun dapat digunakan sebagai bahan makanan, samo-samo ( Enhalus acoroides) misalnya di manfaatkan bijinya oleh penduduk pulau-pulau seribu sebagai bahan makanan.
Adapun ancaman terhadap padang lamun, diantaranya sebagai berikut :
- Pengerukan dan pengurugan dari aktivitas pembangunan (pemukiman pinggir laut,pelabuhan,industri dan saluran navigasi).
- Pencemaran limbah industri terutama logam berat dan senyawa organoklorin
- Pencemaran minyak dan industri.
Upaya pelestarian Padang Lamun:
- Mencegah terjadinya pengrusakan akibat pengerukan dan pengurugan kawasan lamun
- Mencegah terjadinya pengrusakan akibat kegiatan konstruksi di wilayah pesisir
- Mencegah terjadinya pembuangan limbah dari kegiatan industri, buangan termal serta limbah pemukiman
- Mencegah terjadinya penangkapan ikan secara destruktif yang membahayakan lamun
- Memelihara salinitas perairan agar sesuai batas salinitas padang lamun
- Mencegah terjadinya pencemaran minyak di kawasan lamun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar